Merajut Hikmah di Balik Isra’ Mi’raj

isra21

Oleh : Abdul Rosyid Sazly

Sahabat …

Sebagaimana yang sudah diketahui 27 Rajab merupakan peristiwa monumental berupa isra,dan mi’raj-nya Nabi Muhammad SAW,  yang dibalik cerita tersebut penuh pelajaran bagi kita ummat Islam. Selain ayat dalam QS. Al-Isra (17) : 1, begitu banyak hadits yang menceritakan segala rangkaian peristiwa ini. Dimulai dari konteks situasi terjadinya, peristiwa pensucian hati sampai kepada perintah shalat semuanya memiliki nilah falsafah tersendiri bagi kita.

Setahun sebelum Hijrah, sepeninggal istri dan paman beliau, disaat tekanan politik fisik dan psikologis semakin besar, Allah menghibur Sang Kekasih secara khusus bertamasya ruhani, jauh menembus batas bumi dan langit, batas dimensi dan tempat, tanpa, melalui malaikat. Hiburan yang Allah berikan, menandakan bahwa Allah tidak berlepas diri, terhadap kesulitan yang diderita hambanya. Semakin berat cobaan yang diderita seorang hamba, maka semakin besar rahmat yang Allah berikan kepadanya.

Berikut inilah hikmah di balik Isra’ Mi’raj :

Peristiwa Pensucian Hati

Sesungguhnya pembelahan dada Rasulullah SAW menimbulkan pertanyaan bagi kita, apakah rasul punya rasa dendam, benci dan iri hati sehingga dirinya harus disucikan?

Tentu tidak !

Sepertinya Allah hendak menjadikan beliau sebagai contoh, ketika manusia, hendak berusaha dekat kepada tuhan, maka terlebih dahulu hatinya harus disucikan, jauh dari rasa iri, dengki ,hasad ,dan segala sifat yang mengotori hati. Ketika hati kita bersih, maka jalan menuju tuhan akan semakin mudah kita lalui.

Dalam situasi ‘rileksasi atau tamasya’ itu, Rasul disuguhi dua pilihan minuman, susu ataukah khamar, minuman yang sama-sama mengenakkan? Maka jelas rasul memilih susu, minuman yang menyehatkan, sedangkan khamr, minuman yang merusak akal fikiran.

Dalam peristiwa kehidupan yang telah, sedang dan akan kita lalui, terkadang dihadapkan kepada dua pilihan yang samar. Fitrah insaniyah yang tumpul, membuat kita terperangkap dalam pilihan yang salah. Sebaliknya, keteguhan iman, dan kematangan berfikir, membuat kita mantap mengambil keputusan, yang tidak akan membuat kita menyesal dikemudian hari.

Peristiwa Mengimami Shalat Para Nabi Terdahulu

Itu menandakan bahwa beliau diakui ke-leadership-annya. Ini membuktikan beliau pelengkap risalah terdahulu, imamul anbiya’. Meskipun para Nabi memiliki gelar tersendiri, tetapi jelas beliau mendapat pengakuan khusus sebagai ‘Rasulullah’, wakil Allah SWT. Sungguh benar firman Allah dalam hadits qudsi, “ Tanpa engkau wahai Muhammad, maka tidak akan aku ciptakan semesta ini beserta isinya. “

Rasulullah Kembali ke Bumi dengan Membawa Perintah Shalat.

Ini amanat dari ‘langit’ untuk kita. Amanat yang seharusnya kita tunaikan tanpa alasan apapun, bahkan disaat sakit sekalipun. Betapa banyak dari kita yang menganggap remeh amanat ini padahal inilah satu-satunya cara kita berkomunikasidengan Rabbul Jalil. Allah sudah legowo menuruti keinginan Nabi Muhammad SAW yang meminta pengurangan dari 50 waktu menjadi 5 waktu sehari semalam. Lantas mengapa sebagian kita masih saja terasa berat ?

Posted on May 14, 2015, in Artikel Alumni and tagged , , . Bookmark the permalink. 2 Comments.

  1. Mudah2an dr Isra Mi’raj yg senantiasa kita rayakan ini, smkn besar pula cinta kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, dan smkn kita bersungguh2 dlm melaksanakan amanat yg dibawa turun ke bumi stlhnya, yaitu SHOLAT 5 WAKTU. 🙂

    Like

Leave a comment